Liputanjurutulis.com
Foto bersama setelah acara sosialisasi pemasaran rencong bersama masyarakat gampong Baet Lamphuot |
Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar) menyelenggarakan workshop bertajuk "Sejarah dan Nilai Budaya Rencong: Optimalisasi UMKM Menuju Pasar Global dengan Strategi Pemasaran Digital".
Acara ini diadakan pada tanggal 14 Desember 2024, bertempat di Desa Baet Lamphuot, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar. Kampung Baet Lamphuot dipilih sebagai lokasi acara karena seperti diketahui disana masyarakatnya masih mewariskan generasi perajin rencong dari masa ke masa.
Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari Sub Koordinator Permeseuman dan Pelestarian Cagar Budaya Disbudpar Yudi Andika, Guru Beasar UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Saiful Akmal,serta Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Sayhril Furqany.
Sebagai pembicara pertama, Yudi Andika mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil bagian dalam mendukung kerajinan rencong. “dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam memasarkan rencong masuk ke pasar global, bagaimana masyarakat di edukasi cara mendaftarkan produknya di e-commerce seperti tiktok shop, shopee, tokopedia dan lain-lain” ujarnya saat memaparkan materi berjudul” UMKM sebagai Upaya Pelestarian Reuncong di Aceh Besar”.
Yudi berharap variasi rencong dibuat harus sesuai dengan kaidah yang diwariskan generasi terdahulu. Ia mengimbau jangan membuat replika yang tidak sesuai kaidah aturan karena rencong sebagai cagar budaya dilindungi undang-undang.
Sementara itu, Syahril Furqani mengatakan sebagai daerah yang dikenal mempunyai kerajinan pelestarian budaya, Ia berharap acara ini bisa menjadi wadah berbagi pengetahuan. “semoga kedepannya ada kolaborasi yang bisa kita lakukan baik dengan pihak gampong dan dinas kebudayaan.”
Dalam sambutannya, Maulana Khairi, selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan bagi masyarakat dalam memadukan budaya lokal dengan inovasi pemasaran modern. “Kita berharap acara ini dapat menjadi titik awal bagi penguatan UMKM berbasis budaya yang mampu bersaing di pasar global,” katanya.
Seminar ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana peserta berkesempatan berdialog langsung dengan kedua narasumber. Acara ini menjadi bagian dari upaya Prodi KPI UIN Ar-Raniry dan Disbudpar untuk terus melestarikan budaya Aceh sekaligus mendorong masyarakatnya agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan pasar dunia.
Raziah, salah satu warga Baet Lampuot yang hadir pada acara tersebut menyarankan pihak pemerintah utamanya dinas pariwisata harus lebih bisa berkolaborasi dengan pihak desa, “bagaimana pemerintah dapat mengarahkan turis untuk berkunjung ke desa tempat pembuatan rencong. Bagaimana tamu-tamu itu diajak untuk melihat langsung proses pembuatan rencong di lokasi nya,” harapnya.
0 Komentar